Kenapa radio masih bisa bertahan di zaman internet ?
Lewat radio... aku sampaikan. Kerinduan yang lama terpendam
Terus mencari.. biar musim berganti
Radio cerahkan hidupnya. Jika hingga nanti ku tak bisa. Menemukan hatinya. Menemukan hatinya. Menemukan hatinya...lagi
Bagi Anda penikmat berat lagu dan pendengar setia radio pasti mengetahui penyanyi lagu ini. Yah, lagu ini adalah ciptaan Band asal Yogyakarta, Jawa Tengah. Namanya Sheila On 7. Tapi biasanya kawula muda memanggilnya Sheila On Seven. Padahal kalo mereka mengaku cinta tanah air ya panggilannya bukan Sheila On Seven tapi Sheila on Tujuh. Atau Sheila On Pitu. Karena mereka kan berasal dari Jawa Tengah. :-)
Tapi yoweislah lewatkan perdebatan penyebutan nama band yang digawangi Eros, Duta, Adam, Sakti dan Anton itu. Yang penting sepanjang mereka berkarir didunia belantika musik Indonesia, karyanya selalu mendapat reaksi positif dari tanah air.
Kali ini PaddyTalk bakal membahas perkembangan radio ditengah gempuran media mainstream saat ini. Dan beberapa orang yang sukses mengawali karir sebagai penyiar radio.
Terkait perkembangan radio saat ini, Direktur Utama sekaligus pemilik Oz Radio, Ganjar Suwargani angkat bicara mengenai perjalanan radio dulu hingga perkembangan internet saat ini. Menurut pria yang biasa disapa kang Ganjar ini, radio itu dunia yang dinamis atau selalu berubah.
Kenapa dinamis, sebab bicara radio sama dengan membahas suatu institusi yang mengelola kreasi dan karya seni. Yang mana karya seni itu tak mungkin membatasi kreativitas orang yang bergelut di dalamnya.
"Sampai kapan pun radio tetap akan diperlukan. Hanya dimensinya saja yang berubah karena teknologi dan ilmu komunikasi yang berkembang. Tapi radio akan selalu abadi," kata kang Ganjar dalam buku Turn On The Radio 'Kisah Sukses Para Penyiar Favoritmu' karya Aprillia Ramadhina terbitan Bukune 2015.
Kang Ganjar mengatakan ada sedikit perbedaan dengan konsep siaran pertama kali dirinya merintis Oz Radio di Bandung dengan siaran saat ini. Olah vokal dan kosakata mutlak dimiliki sang penyiar.
Ketika dulu, kenangnya, suara sang penyiar lebih ditunggu-tunggu ketimbang lagu yang diputarnya saat jeda siaran. Sebab tanpa disadari pendengar terkadang fisik si penyiar dengan suaranya berbanding 180 derajat.
"Dunia radio seperti dunia maya; orang mungkin tidak tahu wajah penyiar, tapi mereka dicari oleh pendengar," kata Komisaris & Owner Oz Network Indonesia itu.
Namun mengikuti perkembangan zaman saat ini, beberapa stasiun radio yang mengudara lewat internet penampilan sang penyiar menjadi nilai tambah dari radio tersebut. Tak jarang gaya penyiar tersebut menjadi pemikat lain si pendengar.
Terkait perkembangan radio saat ini, Direktur Utama sekaligus pemilik Oz Radio, Ganjar Suwargani angkat bicara mengenai perjalanan radio dulu hingga perkembangan internet saat ini. Menurut pria yang biasa disapa kang Ganjar ini, radio itu dunia yang dinamis atau selalu berubah.
Kenapa dinamis, sebab bicara radio sama dengan membahas suatu institusi yang mengelola kreasi dan karya seni. Yang mana karya seni itu tak mungkin membatasi kreativitas orang yang bergelut di dalamnya.
"Sampai kapan pun radio tetap akan diperlukan. Hanya dimensinya saja yang berubah karena teknologi dan ilmu komunikasi yang berkembang. Tapi radio akan selalu abadi," kata kang Ganjar dalam buku Turn On The Radio 'Kisah Sukses Para Penyiar Favoritmu' karya Aprillia Ramadhina terbitan Bukune 2015.
Kang Ganjar mengatakan ada sedikit perbedaan dengan konsep siaran pertama kali dirinya merintis Oz Radio di Bandung dengan siaran saat ini. Olah vokal dan kosakata mutlak dimiliki sang penyiar.
Ketika dulu, kenangnya, suara sang penyiar lebih ditunggu-tunggu ketimbang lagu yang diputarnya saat jeda siaran. Sebab tanpa disadari pendengar terkadang fisik si penyiar dengan suaranya berbanding 180 derajat.
"Dunia radio seperti dunia maya; orang mungkin tidak tahu wajah penyiar, tapi mereka dicari oleh pendengar," kata Komisaris & Owner Oz Network Indonesia itu.
Namun mengikuti perkembangan zaman saat ini, beberapa stasiun radio yang mengudara lewat internet penampilan sang penyiar menjadi nilai tambah dari radio tersebut. Tak jarang gaya penyiar tersebut menjadi pemikat lain si pendengar.
Tetapi dari penilaiannya tetap saja radio itu merupakan dunia seni yang membutuhkan kreatif dari para punggawanya. Karena itu dia tetap yakin meski perkembangan media mainstream semakin berkembang namun radio tetap memiliki hati di setiap pendengar setianya.
"Radio pada dasarnya sebuah industri kreatif yang harus dikelola secara baik. Tak sedikit radio yang dulunya berjaya kemudian terlindas zaman karena pengelolanya visioner," pesan kang Ganjar.
Lalu bagaimana dengan Anda, apakah minat menjadi penyiar radio???
"Radio pada dasarnya sebuah industri kreatif yang harus dikelola secara baik. Tak sedikit radio yang dulunya berjaya kemudian terlindas zaman karena pengelolanya visioner," pesan kang Ganjar.
Lalu bagaimana dengan Anda, apakah minat menjadi penyiar radio???
sumber : http://www.merdeka.com/
Download aplikasi messenger karya anak bangsa :
- https://play.google.com/store/apps/details?id=com.kulikoding.android
- https://itunes.apple.com/us/app/paddytalk/id1303069076?ls=1&mt=8
Our Social Media
- Facebook : Paddy Talk
- Twitter : @paddytalksocmed
- Path : Paddy Talk
- Youtube : Paddy Talk
- Pinterest : Paddy Talk
Comments
Post a Comment