Selalu Ada Saat Imlek, Inilah Makna Filosofis Kue Keranjang Dilihat dari Bentuk, Rasa, dan Bahannya
Hampir semua orang mengenal kue keranjang.
Kue keranjang merupakan satu jenis sajian yang tak boleh ketinggalan saat perayaan Imlek.Sebagaimana makanan dan pernak-pernik Imlek lainnya, kue keranjang memiliki makna filosofis yang mendalam.
Kue yang menjadi ciri khas Imlek ini merupakan sajian turun-temurun yang selalu ada di setiap perayaan hari besar Sincia.
Kue keranjang bentuknya bundar, bercitarasa manis, dan berwarna cokelat.
Kue ini berbahan dasar tepung ketan dan gula merah, dan cara dimasaknya adalah dengan dikukus selama sehari semalam.
Meski terlihat sederhana, proses memasaknya harus dilakukan dengan teliti supaya tidak gosong.
Mengingat Tahun Baru Imlek tinggal lima hari lagi, yuk kulik sejumlah fakta unik tentang kue keranjang yang dirangkum TribunTravel.com dari beberapa sumber.

Dalam dialek Hokkian, Ti Kwe yang berarti ‘kue manis’, pelafalannya terdengar seperti kata yang juga bermakna ‘tinggi’.
Oleh karenanya, kue ini pun disusun tinggi atau bertingkat-tingkat.
Penyusunan ke atas makin mengecil dan ini bermakna peningkatan rizki atau kemakmuran.
Ada satu cerita yang terkait tentang penamaan kue keranjang.
Pada zaman China kuno, ada seekor raksasa yang bernama 'Nian' tinggal di sebuah gua yang berada di gunung.
Biasanya, Nian akan keluar dari gua untuk berburu hewan ketika merasa lapar.
Pada musim dingin, hewan-hewan banyak yang berhibernasi dan membuat Nian ini turun ke desa-desa dan mencari korban.
Banyak masyarakat desa hidup ketakutan terhadap kebiasaan naga Nian ini selama beberapa waktu.
Sampai akhirnya ada seorang warga desa yang bernama 'Gao' yang cerdik.
Ia membuat kue sederhana yang terbuat dari campuran tepung ketan dan gula untuk disajikan kepada Nian.
Ketika turun untuk mencari mangsa, Nian memakan kue keranjang yang diletakkan di depan pintu, sehingga tidak lagi mencari manusia untuk dijadikan sebagai santapan.
Setelah kenyang, Nian pun kembali ke gunung.
Tentu, warga desa senang karena ancaman Nian sudah berakhir.
Sejak saat itu, penduduk desa membuat kue keranjang pada setiap musim dingin untuk mencegah Nian memburu dan memakan manusia.
Dan untuk mengingat jasa Gao yang sudah berhasil mencegah Nian memburu manusia dan menemukan kue ini, para penduduk desa menamakan kue ini sebagai "Nian Gao."

Selain itu, penganan ini melambangkan sebuah keyakinan agar selalu mendapat kebaikan di hari-hari selanjutnya.
Pada awalnya, kue keranjang diyakini sebagai suguhan kepada Dewa Tungku agar membawa laporan menyenangkan kepada Raja Surga, Yu Huang Da Di.
Kue keranjang digunakan pada upacara sembahyang leluhur, enam hari menjelang Imlek (Jie Sie Siang Ang), dan puncak malam menjelang tahun baru.
Kue ini biasanya juga tidak dimakan makan hingga hari Cap Go meh atau malam ke-15 setelah tahun baru imlek.
Di negara asalnya, terdapat sebuah kebiasaan untuk menyantap kue keranjang ini terlebih dahulu saat tahun baru dengan harapan mendapatkan keberuntungan dalam pekerjaan.
Nilai filosofis kue keranjang dilihat dari beberapa hal.
Yakni, bentuk, bahan, dan rasa.
Dari bahannya, kue keranjang dibuat dari tepung ketan yang punya sifat lengket.
Hal ini punya makna persaudaraan yang begitu erat dan selalu menyatu.
Dari rasa, rasa manis dari gula dan legit melambangkan suka cita, menikmati keberkatan, kegembiraan, dan selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam hidup.
Dari bentuknya yang bundar tanpa sudut melambangkan pesan kekeluargaan, tanpa melihat ada yang lebih penting dibandingkan lainnya dan akan selalu bersama tanpa batas akhir.
Tekstur kue yang kenyal pun memiliki makna tersendiri.
Kekenyalan yang terasa merupakan simbol dari sebuah kegigihan, keuletan, daya juang, dan perasaan pantang menyerah untuk meraih tujuan hidup.
Sementara proses pembuatan kue keranjang yang terbilang lama, mencapai 11 hingga 12 jam juga memiliki makna yang dalam.
Yakni, pengerjaan yang lama itu menuntut kesabaran, keteguhan hati, serta cita-cita untuk mendapatkan hasil maksimal.
Usaha yang keras untuk membuatnya pun harus dilakukan dengan pikiran bersih dan jernih, penuh kesopanan, serta konsentrasi tinggi sambil membebaskan hati dari prasangka buruk.
Sehingga kue keranjang yang dihasilkan punya bentuk, rasa, dan tekstur sempurna.
sumber : http://travel.tribunnews.com/
Download aplikasi messenger karya anak bangsa :
- https://play.google.com/store/apps/details?id=com.kulikoding.android
- https://itunes.apple.com/us/app/paddytalk/id1303069076?ls=1&mt=8
Our Social Media
- Facebook : Paddy Talk
- Twitter : @paddytalksocmed
- Path : Paddy Talk
- Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=yAWQ-B9Zewc
- Pinterest : Paddy Talk
- Linkedin : Paddy Talk
Comments
Post a Comment