Reog Ponorogo Bikin Penonton di Korea Melongo

Reog Ponorogo Bikin Penonton di Korea Melongo

Reog Ponorogo mencuri perhatian warga Korea yang menyaksikan Indonesian Street Festival 2018 di Busan.

Udara yang bersahabat menambah antusias masyarakat di Kota Busan Korea Selatan untuk menghadiri Indonesian Street Festival 2018 yang digelar di Apec Naru Park pada 27 Mei 2018.

Taman yang terletak di pinggir jalan utama kota Busan yang biasanya hanya tampak segelintir masyarakat setempat yang berolah raga mendadak ramai dikerumuni warga.


Berbagai kalangan termasuk warga asing yang bermukim di Busan pun turut menyaksikan ragam budaya Indonesia yang digelar.


Dubes Umar Hadi dan istri, Nila Hadi di tengah penonton Indonesian Street Festival 2018Foto: Dok. KBRI Seoul
Dubes Umar Hadi dan istri, Nila Hadi di tengah penonton Indonesian Street Festival 2018

Indonesian Street Festival 2018 diawali dengan pertunjukan berbagai tari tradisional Indonesia. Mulai dari Tari Lenggang Nyai dari Jakarta, hingga Tari Sanggau dari Kalimantan. 

Tepuk tangan yang sangat meriah dari pengunjung menyambut Tari Saman. Tarian asal Aceh yang rampak terpadu antara gerakan menepuk tangan, dada dan paha itu pun mendulang tepuk tangan meriah dari para pengunjung.

Menurut rilis KBRI Seoul yang diterima CNNIndonesia.com, yang benar benar membuat penonton melongo adalah atraksi Reog dari Kelompok Reog Singo Mudho Korea. 

Komunitas Group Reog beranggotakan para Pekerja Migran Indonesia di Korsel ini tak pelak menjadi andalan. 

Selain Barongan Dadak Merak berkepala singa yang menjadi sentra pertunjukan, ada pula Bujang Ganong dan jathil yang ditarikan sekelompok penari perempuan. 

"Tingkah sang Barongan Dadak Merak yang gagah namun seringkali juga lucu dan jahil sontak membuat para penonton terkocok emosinya, kadang tertawa, kadang terpekik kaget dan kadang juga melongo dibuatnya," tulis KBRI Seoul dalam rilisnya.

Tak sedikit yang meminta berfoto bersama sang penampil Reog di akhir penampilan mereka.


Selain Reog, Indonesia Street Festival 2018 juga menyajikan musik dangdut-campursari. Walaupun banyak yang tidak memahami makna lagu yang dibawakan penyanyi, namun lantunan musik dengan beat atau irama yang cepat dan unik, tak pelak ikut membuat semua yang hadir ikut bergoyang. 

Musik dangdut tidak sulit dipahami masyarakat Korea karena mereka juga mempunyai musik khas yang disebut trot, yang juga sedikit banyak mirip dengan dangdut. 

Adapun penganan khas Indonesia seperti tempe goreng dan kue pastel kering juga terus mengalir ke penonton sehingga membuat mereka semakin betah menikmati sajian di panggung hingga akhir penampilan.

Diakhir acara, semua penonton turun tumpah ruah mengikuti gerakan poco-poco yang dipandu langsung oleh istri Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Nila Umar Hadi. 

Semua pengunjung pun terlihat sangat terhibur dengan berbagai perpaduan budaya yang menunjukan kekayaan bangsa Indonesia.

Indonesian Street Festival 2018 merupakan puncak kegiatan Promosi Terpadu yang digagas KBRI Seoul dengan tema "Easy Access Indonesia; Unlocking the Infinite Culture, Nature and Venture" yang digelar selama dua minggu penuh di Busan mulai 15 hingga 27 Mei 2018.


Promosi terpadu ini menitikberatkan pada upaya memperkenalkan berbagai potensi Indonesia secara keseluruhan. "Program ini dikemas menjadi satu paket promosi terpadu untuk memperkenalkan budaya, pariwisata dan peluang berbisnis di Indonesia dalam satu rangkaian kegiatan menarik, untuk menyasar seluruh lapisan masyarakat Korea Selatan dari berbagai usia," tutur Dubes RI Seoul Umar Hadi. 

Sebelumnya, masih dalam bingkai kegiatan "Easy Access Indonesia" ini, digelar pula berbagai kegiatan menarik lainnya. Antara lain Pameran Produk, Budaya dan Pariwisata, Special Lecture oleh Dubes RI, Forum Bisnis dan CEO Meeting, Pembacaan Dongeng Indonesia desertai dengan Seni Lukis Pasir, Kelas Bahasa Indonesia, Pemutaran Film Indonesia, Icip- cip Kopi Indonesia hingga kelas memasak makanan Indonesia.

Dubes Umar menggarisbawahi maksud dan tujuan program terpadu ini semata sebagai salah satu upaya untuk memajukan hubungan RI-Korsel, yang telah meningkat menjadi Kemitraan Strategis Khusus atau Special Strategic Partnership. 

Semua program diarahkan untuk memikat hati seluruh masyarakat Korsel dari berbagai usia dan untuk semakin melekatkan Indonesia di hati mereka. "Hubungan politik memang penting, hubungan ekonomi apalagi. Tapi yang paling utama sebenarnya adalah hubungan antar masyarakat kedua negara, atau people to people contact," kata Dubes Umar. 



Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180529162031-113-302071/reog-ponorogo-bikin-penonton-di-korea-melongo

Download aplikasi messenger karya anak bangsa :

* Pengguna Android :
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.paddytalk.android
* Pengguna Iphone :
https://itunes.apple.com/us/app/paddytalk/id1328200388?mt=8
Our Social Media

Facebook    :   Paddy Talk
Twitter        :   @paddytalksocmed
Path            :   Paddy Talk
Youtube      :   https://www.youtube.com/watch?v=yAWQ-B9Zewc
Pinterest     :   Paddy Talk
Linkedin      :   Paddy Talk

#paddytalk #karyaanakbangsa #aplikasimessenger #bhinnekatunggalika #aplikasiindonesia

Comments

Popular posts from this blog

Olahraga Teratur Bisa Perlambat Penuaan

Peneliti Temukan Fakta Mengenai Rendang

5 Stadion di Indonesia yang Bergaya ala Stadion Eropa